Makna Menjadi Perempuan yang Berdaya.

Rasanya sudah dari kecil aku melihat role model bahwa Perempuan harus jadi berdaya dan financial independent. Role model itu siapa lagi kalau bukan Ibuku sendiri. Ibuku memang bukan lulusan perguruan tinggi, tapi buat aku dia itu memiliki keingintahuan dan daya juang yang tinggi. Ibu aku selalu kepo sama apa yang aku lakuin, kadang aku males jelasin karena takut ibu aku ga ngerti tapi aku coba jelasin pake bahasa yang lebih sederhana. Kalau Ibuku ga berdaya ya ga mungkin dia bisa menyekolahkan kedua anak perempuannya sampai perguruan tinggi bahkan keduanya bisa menempuh Pendidikan magister. Sesuatu pencapaian yang outlier di keluarga besar aku yang ga ngelihat menempuh Pendidikan tinggi itu penting.

Dari sejak zaman aku SD, ibu aku tuh bisa dibilang ga bisa diem, selalu aja ada yang dimasak atau dibikin untuk dijual biar menambah penghasilan keluarga. berdagang masakan di pasar sampai malem. Aku selalu sedih liat ibu sakit, kecapean kerja keras banget, katanya Ibuku selalu bilang kalo dia punya keyakinan tinggi bahwa kedua anak perempuannya akan berhasil di masa depan dan bisa membahagiakan keluarga makanya ibu aku sekerjakeras itu. waktu itu aku inget, ketika kelas 3 SMA menjelang ujian SNMPTN, aku selalu inget omongan ibu aku itu ketika belajar untuk ujian. Rasanya selalu jadi motivasi paling tertinggi untuk bisa lulus ujian SNMPTNnya. Pokoknya ga mau bikin ibu sedih deh waktu itu.

Dari Ibu aku, aku belajar bahwa seorang perempuan harus punya growth mindset dan tetap harus meningkatkan value mereka. Aku percaya dengan begitu di kondisi apapun mau itu pun ketika masih single atau menikah si perempuan bisa mendapat more respects, bisa survive atau bahkan bisa menjadi penyelamat keluarga percis seperti apa yang ibu aku lakukan, ketika ayah aku udah ga kerja lagi, ibu aku yang jadi breadwinner dan bisa membuat anak-anak perempuannya tetap sekolah.

Menjadi Perempuan berdaya secara finansial itu liberating sih, bisa punya uang sendiri untuk membahagiakan diri sendiri, punya uang untuk shopping, bisa traveling sama bisa punya kemampuan membantu orang lain secara finansial. Rasanya fulfilling banget. Tapi buat aku, menjadi berdaya ga harus selalu dikonotasikan dengan punya kemampuan menghasilkan uang tapi misal ketika lagi ada masalah, punya mindset semua pasti ada solusinya, pasti bisa diproblem solve bukan kebalikannya jadi malah punya victim mentality. Menjadi berdaya, itu ketika kita bisa sabar untuk menunda Impian sendiri karena ada prioritas yang lain atau bersabar untuk beberapa delay gratification. Menjadi berdaya itu buat aku ketika lagi merasa sempit aku bisa ingat akan selalu ada Tuhan di sisi aku, jagain aku dan bikin aku ga ngerasa sendiri. Ngerasa jadi Perempuan berdaya ketika sepupuku aku sendiri bilang dia mau ngikutin jejak teh Winnie, bisa sekolah tinggi dari beasiswa, punya kerja bagus dan bisa membantu keluarganya sendirinya.

Leave a comment

About Me

Winnie Tandri Alia is a passionate and multifaceted woman who enjoys blending her introverted, nerdy side with her love for sports, fashion and elegant things. She’s always eager to learn and grow, bringing dedication to her work in the energy sector. In her free time, she finds joy in simple, calm travels and trying new experience, all while staying grounded and true to herself.